·
Hadist : Segala sesuatu yang disandarkan dari
Rasulullah SAW baik perkataan, perbuatan, taqrir / sifat
·
Khabar : (berita) segala sesuatu yang disandarkan
dari Rasulullah atau lainnya
·
Atsar : Segala yang datang dari sahabat, tabi’in
/ generasi setelah mereka
·
Sanad : silsilah orang yang meriwayatkan hadist (
Serangkaian rawi)
·
Rawi : sebutan untuk oran yang meriwayatkan
hadist
·
Matan : Isi hadist
·
Fungsi hadist
- - Bayan Al-ta’kid : sbg penguat hukum yang ada dlm Al-Qur’an
- - Bayan Al-Tafsir : Sbg perinci yang ada dlm Al-Qur’an
- - Bayan Tasyri’ : Menetapkan hukum yang belum terdapat dalam Al-Qur’an
·
Ilmu ulumul Hadist (2)
- Riwayah
- - Dirayah : kaidah memperkenalkan rawi / marwi dan dari segi diterima (maqbul) & ditolak (mardud) suatu hadist
·
Cabang U.H.
- - Rijal Al-Hadist
- Ilmu yang mengkaji ttg kondisi perawi baik sahabat, tabi’in. ( terkait ttg kelahiran, keturunan, guru/murid, sumber hadist / hadist yang diriwayatkan.
- - Al-Jarh wa Al-ta’dil
- ilmu yang digunakan untuk mengetahui sifat negatif (Al-jarh) dan sifat positif ( al-ta’dil) perawi hadist yang berpengaruh terhadap hadist yang diriwayatkan. Kriteria penilaian : Adil, berilmu, takwa, wara’, jujur, mengetahu sebabg jarh wa ta’dil dan tidak fanatik
- - ‘illal Al-Hadist
- Ilmu yang menerangkan ttg sebab-sebab tersmbunyi yang merusak hadist. Jenis : ‘illah pada sanad, matan dan keduanya.
- - Mukhtalif Al-Hadist
- Membahas tentang hadist yang saling bertentangan, kemudian dikompromikan dan dipilih salah satu diantara keduannya Metodenya :
§
Al-Jam’u wa al-tawfiq : mencari titik temu kandungan hadist dan
dikompromkan kemudian
dijalankan
sesuai dengan tuntutan.
§
Al-Nasakh : mengetahui kondisi
munculnya hadist.
§
Al-Tarjih : dengan
membandingkan hadist.
§
Al-Tawaqquf : didiamkan hingga ada
dalil yang muncul mengatur hal tersebut.
§
Al-Takhyir : memilih beberapa
hadist dari beberapa hadit.
- - Nasikh dan Mansukh
- Ilmu yang mempelajari hadist2 yang dihapus hukumnya oleh hadist yang datang setelahnya. Cara mengetahui : melalui pernyataan Rasulullah, perkataan sahabat dan melalui sejarah.
- - Gharib Al-Hadist
- Ilmu yang menerangkan ttg makna matan yang sulit dipahami.
- - Asbab Al-Wurud
- ilmu yang mempelajari sebab munculnya hadits.
· Periode Hadist :
Masa Rasulullah, Masa Abu Bakar – Ali bin Abi Thalib, Masa Sahabat / tabiin dan
masa pembukuan.
Cara Rasulullah menyampaikan Hadist :
Pengajaran Bertahap, melalui majelis, menggunakan bahasa yang mudah dipahami, tidak terlalu panjang, memberikan contoh teladan, melihat situasi kondisi, kepada kaum wanita, penyampaian kepada sahabat kemudian sahabat menyampaikan kepada lainnya. Rasululah menyampaikan ajaran islam kepada sahabat kemudian sahabat mempelajari, menghafal dan menyampaiakan ke kaum muslimin lainya.
Cara Rasulullah menyampaikan Hadist :
Pengajaran Bertahap, melalui majelis, menggunakan bahasa yang mudah dipahami, tidak terlalu panjang, memberikan contoh teladan, melihat situasi kondisi, kepada kaum wanita, penyampaian kepada sahabat kemudian sahabat menyampaikan kepada lainnya. Rasululah menyampaikan ajaran islam kepada sahabat kemudian sahabat mempelajari, menghafal dan menyampaiakan ke kaum muslimin lainya.
·
Riwayah Al-Hadist : kegiatan menerima dan menyampaikan
hadist
·
Tahammul Al-Hadist : Kegiatan menerima dan mendengarkan
hadist dengan cara tertentu.
·
Ada’ Al-Hadist : kegiatan menyampaikan
hadist. ( Syarat : Islam, Baligh, Adil, dhabit )
Metode Tahammul dan Ada’ :
Metode Tahammul dan Ada’ :
- Al-sima’ : murit mendengarkan dari perkataan gurunya.
- Al-Qiro’ah ‘alal al-syaikh : murid membacakan hadist didepan guru
- Al-Ijazah : Guru memberikan izin kepada muridnya untuk menyampaikan hadist / kitab kepada orang lainnya.
- - Al-Munawalah : Guru memberikan Kitab asli / salinan dan sudah dikoreksi kepada murid untuk diriwayatkannya.
- - Al-Mukatabah : Guru menuliskan hadist untuk muritnya
- - Al-I’lam, Al-Wahiyyah dan Al-Wijadah.
· Takhrij Al-Hadist
Menunjukan
tempat hadist pada sumber2 yang asli, yang diriwayatkan berikut dengan
sanatnya. Melalui ini seseorang akan dapat tahu, apakah sanad itu Maqthu’
(terputus) / Muttasil (Bersambung) dan dapt juga menuju ke arah Al-Jarh wa
Al-ta’dil
Metode
:
- - Mengetahui sahabat perawi
- - Mengetahui lafadz pertama matan
- - Mengetahui lafadz matan apakah sering digunakan / tidak
- - Mengetahui pembahasan hadist
- - Meneliti keadaan hadits dalam soal matan / sanad
·
Hadist berdasakan sumbernya
:
- - Qudsi : Sabda Rasylullah yang disandarkan dari Allah SWT
- - Marfu’ (Nabawi) : segala yang disandarkan dari Rasulullah baik perkataan, perbuatan, taqrir/sifat
- - Mauquf : segala yang disandarkan pada sahabat
- - Maqthu’ : segala yang disandarkan pada tabi’in
·
Hadist berdasarkan bentuk :
- - Qauli : Perkataan Raulullah
- - Fi’li : Perbuatan Rasulullah
- - Taqriri : Hadist yang menyebutkan ketetapan Rasul terhadap apa yang datang dari sahabat.
- - Ahwali : hadist yang menyebutkan fisik / sifat Rasul.
- - Hammi : hadist yang berisi keinginginan Rasul yang belum terlaksana.
·
Hadist Berdasarkan
Kuantitasnya :
- - Mutawatir : hadist yang diriwayatkan oleh orang banyak dan tidak memungkinkan terjadinya pendustaan antara sanad awal hingga akhir.
Jenisnya:
§ Lafdzi :
Lafadz dan makna antar perawi sama.
§ Maknawi : Makna
mutawait tetapi lafadznya tidak mutawatir.
§ Amali :
menyangkut perbuatan Rasulullah yang dilihat dan dilakukan oleh banyak orang
tanpa adanya perbedaan.
- - Ahad
Hadist yang diriwayatkan oleh satu, dua
atau lebih yang tidak memenuh syarat mutawatir.
Jenisnya :
§ Masyhur (Mustafid) 3 orang / lebih perawi
Terdiri dari masyhur Mutlaq (umum) dan Muqayyah (khusus)
§
Aziz 2 Perawi
§
Gharib 1 Perawi
·
Hadist Berdasarkan
Kualitasnya :
- - Shahih
Dibagi menjadi 2 yaitu :
§ Li dzatihi : Sanad
bersambung, adil, dhabit, tidak ada syad (tidak bertentangan dengan ajaran
islam dan Illat (tidak cacat).
§ Li Ghairihi
- - Hasan
Memenuhi syarat hadist shahih akan tetapi
kedhabitan perawi tidak sekuat hadist shahih.
- - Dha’if
Hadist yang didalamnya tidak memenuhi
syarat hadist shahih dan hasan.
§
Dari segi tidak
bersambungnya sanad
a)
Mursal (tidak
menyebutkan nama perawi)
b)
Munqathi’ (hilangnya
1 perawi dalam sanad / perawi tersebut dilewati)
c)
Mu’dhal (hilangnya
2 / lebih perawi secara berturut2 dalam sanad / perawi tersebut dilewati)
d)
Mu’allaq (gugurnya
seorang perawi / lebih di awal sanad)
e)
Muallal ( ditemukan
kecacatan setelah sebelumnya dianggap sempurna)
f)
Mudallas (menyembunyikan
cacatnya seorang perawi dan membaguskannya)
§ Dari segi tercelanya perawi :
a)
Maudhu’ (mengada-ada
/ berdusta)
b)
Matruk (tertuduh
dusta)
c)
Majhul (tidak
ditemukan jarh wa ta’dil
d)
Mubham (dalam
sanadnya ada perawi yang tdak disebutkan)
e)
Munkar (bertentangan
dengan perawi yang lebih kuat hafalannya)
f)
Syad (
bertentangan dengan perawi yang lebih dhabit.
g)
Mudarraj
h)
Mukhtalath
i)
Maqlub
j)
Mudhtharib
k)
Mushahhaf
l)
Muharraf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar