Rabu, 07 Desember 2016

Rangkuman Ulumul Hadist

·         Hadist   : Segala sesuatu yang disandarkan dari Rasulullah SAW baik perkataan, perbuatan, taqrir / sifat
·         Khabar  : (berita) segala sesuatu yang disandarkan dari Rasulullah atau lainnya
·         Atsar     : Segala yang datang dari sahabat, tabi’in / generasi setelah mereka
·         Sanad    : silsilah orang yang meriwayatkan hadist ( Serangkaian rawi)
·         Rawi      : sebutan untuk oran yang meriwayatkan hadist
·         Matan   : Isi hadist
·         Fungsi hadist

  • -          Bayan Al-ta’kid : sbg penguat hukum yang ada dlm Al-Qur’an
  • -          Bayan Al-Tafsir : Sbg perinci yang ada dlm Al-Qur’an
  • -          Bayan Tasyri’    : Menetapkan hukum yang belum terdapat dalam Al-Qur’an
·         Ilmu ulumul Hadist (2)

  •             Riwayah
mempelajari ttg pengutipan sevara cermat dan akurat terhadap hadis (cara periwayatan, penerimaan, penyampaian, dll)
  • -          Dirayah                 : kaidah memperkenalkan rawi / marwi dan dari segi diterima (maqbul) & ditolak (mardud) suatu hadist
·         Cabang U.H.
  • -          Rijal Al-Hadist
  • Ilmu yang mengkaji ttg kondisi perawi baik sahabat, tabi’in. ( terkait ttg kelahiran, keturunan, guru/murid, sumber hadist / hadist yang diriwayatkan.
  • -          Al-Jarh wa Al-ta’dil
  • ilmu yang digunakan untuk mengetahui sifat negatif (Al-jarh) dan sifat positif ( al-ta’dil) perawi hadist yang berpengaruh terhadap hadist yang diriwayatkan. Kriteria penilaian : Adil, berilmu, takwa, wara’, jujur, mengetahu sebabg jarh wa ta’dil dan tidak fanatik
  • -          ‘illal Al-Hadist
  • Ilmu yang menerangkan ttg sebab-sebab tersmbunyi yang merusak hadist. Jenis : ‘illah pada sanad, matan dan keduanya.
  • -          Mukhtalif Al-Hadist
  • Membahas tentang hadist yang saling bertentangan, kemudian dikompromikan dan dipilih salah satu diantara keduannya Metodenya :
§  Al-Jam’u wa al-tawfiq       : mencari titik temu kandungan hadist dan dikompromkan kemudian
  dijalankan sesuai dengan tuntutan.
§  Al-Nasakh                        : mengetahui kondisi munculnya hadist.
§  Al-Tarjih                           : dengan membandingkan hadist.
§  Al-Tawaqquf                     : didiamkan hingga ada dalil yang muncul mengatur hal tersebut.
§  Al-Takhyir                         : memilih beberapa hadist dari beberapa hadit.
  • -          Nasikh dan Mansukh
  • Ilmu yang mempelajari hadist2 yang dihapus hukumnya oleh hadist yang datang setelahnya. Cara mengetahui : melalui pernyataan Rasulullah, perkataan sahabat dan melalui sejarah.
  • -          Gharib Al-Hadist
  • Ilmu yang menerangkan ttg makna matan yang sulit dipahami.
  • -          Asbab Al-Wurud
  • ilmu yang mempelajari sebab munculnya hadits.


·        Periode Hadist : Masa Rasulullah, Masa Abu Bakar – Ali bin Abi Thalib, Masa Sahabat / tabiin dan masa pembukuan.

      Cara Rasulullah menyampaikan Hadist
      Pengajaran Bertahap, melalui majelis, menggunakan bahasa yang mudah dipahami, tidak terlalu panjang, memberikan contoh teladan, melihat situasi kondisi, kepada kaum wanita, penyampaian kepada  sahabat kemudian sahabat menyampaikan kepada lainnya.  Rasululah menyampaikan ajaran islam kepada sahabat kemudian sahabat mempelajari, menghafal dan menyampaiakan ke kaum muslimin lainya.


·         Riwayah Al-Hadist            : kegiatan menerima dan menyampaikan hadist
·         Tahammul Al-Hadist         : Kegiatan menerima dan mendengarkan hadist dengan cara tertentu.
·         Ada’ Al-Hadist                   : kegiatan menyampaikan hadist. ( Syarat : Islam, Baligh, Adil, dhabit )    

       Metode Tahammul dan Ada’ :

  •           Al-sima’                             : murit mendengarkan dari perkataan gurunya.

  •           Al-Qiro’ah ‘alal al-syaikh : murid membacakan hadist didepan guru
  •      Al-Ijazah                            : Guru memberikan izin kepada muridnya untuk menyampaikan hadist /                                                 kitab kepada orang lainnya.
  • -          Al-Munawalah                 : Guru memberikan Kitab asli / salinan dan sudah dikoreksi kepada murid                                             untuk diriwayatkannya.
  • -          Al-Mukatabah                 : Guru menuliskan hadist untuk muritnya
  • -          Al-I’lam, Al-Wahiyyah dan Al-Wijadah.
·       Takhrij Al-Hadist
Menunjukan tempat hadist pada sumber2 yang asli, yang diriwayatkan berikut dengan sanatnya. Melalui ini seseorang akan dapat tahu, apakah sanad itu Maqthu’ (terputus) / Muttasil (Bersambung) dan dapt juga menuju ke arah Al-Jarh wa Al-ta’dil
Metode :

  • -          Mengetahui sahabat perawi
  • -          Mengetahui lafadz pertama matan
  • -          Mengetahui lafadz matan apakah sering digunakan / tidak
  • -          Mengetahui pembahasan hadist
  • -          Meneliti keadaan hadits dalam soal matan / sanad
·         Hadist berdasakan sumbernya :

  • -          Qudsi                                    :  Sabda Rasylullah yang disandarkan dari Allah SWT
  • -          Marfu’ (Nabawi)                  : segala yang disandarkan dari  Rasulullah baik perkataan, perbuatan, taqrir/sifat
  • -          Mauquf                                : segala yang disandarkan pada sahabat
  • -          Maqthu’                               : segala yang disandarkan pada tabi’in
·         Hadist berdasarkan bentuk :

  • -          Qauli     : Perkataan Raulullah
  • -          Fi’li        : Perbuatan Rasulullah
  • -          Taqriri   : Hadist yang menyebutkan ketetapan Rasul terhadap apa yang datang dari sahabat.
  • -          Ahwali   : hadist yang menyebutkan fisik / sifat Rasul.
  • -          Hammi  : hadist yang berisi keinginginan Rasul yang belum terlaksana.
·         Hadist Berdasarkan Kuantitasnya :

  • -          Mutawatir          : hadist yang diriwayatkan oleh orang banyak dan tidak memungkinkan terjadinya pendustaan antara sanad awal hingga akhir.
          Syarat   :  Diriwiyatkan orang banyak, pembritahuan hadist yang disampaikan harus berdasarkan                         tanggapan panca indra, keseimbangan jumlah perawi di awal thabaqah sanad di pertengahan dan                   selanjutnya dalam bilangan mutawatir.
          Jenisnya:
§  Lafdzi                   : Lafadz dan makna antar perawi sama.
§  Maknawi             : Makna mutawait tetapi lafadznya tidak mutawatir.
§  Amali                   : menyangkut perbuatan Rasulullah yang dilihat dan dilakukan oleh banyak                            orang tanpa adanya perbedaan.

  • -          Ahad
          Hadist yang diriwayatkan oleh satu, dua atau lebih yang tidak memenuh syarat mutawatir.
          Jenisnya :
§  Masyhur (Mustafid) 3 orang / lebih perawi
Terdiri dari masyhur Mutlaq (umum) dan Muqayyah (khusus)
§  Aziz 2 Perawi
§  Gharib 1 Perawi
·         Hadist Berdasarkan Kualitasnya :

  • -         Shahih
          Dibagi menjadi 2 yaitu :
§  Li dzatihi :  Sanad bersambung, adil, dhabit, tidak ada syad (tidak bertentangan dengan ajaran islam dan Illat (tidak cacat).
§  Li Ghairihi

  • -          Hasan
           Memenuhi syarat hadist shahih akan tetapi kedhabitan perawi tidak sekuat hadist shahih.

  • -          Dha’if
          Hadist yang didalamnya tidak memenuhi syarat hadist shahih dan hasan.
§  Dari segi tidak bersambungnya sanad
a)      Mursal (tidak menyebutkan nama perawi)
b)      Munqathi’ (hilangnya 1 perawi dalam sanad / perawi tersebut dilewati)
c)       Mu’dhal (hilangnya 2 / lebih perawi secara berturut2 dalam sanad / perawi tersebut dilewati)
d)      Mu’allaq (gugurnya seorang perawi / lebih di awal sanad)
e)      Muallal ( ditemukan kecacatan setelah sebelumnya dianggap sempurna)
f)        Mudallas (menyembunyikan cacatnya seorang perawi dan membaguskannya)
§  Dari segi tercelanya perawi :
a)      Maudhu’ (mengada-ada / berdusta)
b)      Matruk (tertuduh dusta)
c)       Majhul (tidak ditemukan jarh wa ta’dil
d)      Mubham (dalam sanadnya ada perawi yang tdak disebutkan)
e)      Munkar (bertentangan dengan perawi yang lebih kuat hafalannya)
f)        Syad ( bertentangan dengan perawi yang lebih dhabit.
g)      Mudarraj
h)      Mukhtalath
i)        Maqlub
j)        Mudhtharib
k)      Mushahhaf
l)        Muharraf


Tidak ada komentar:

Posting Komentar